Download kitab sarah hadist Imam Bukhori jilid 1
Download kitab sarah hadist Imam Bukhori jilid 2
Download kitab sarah hadist Imam Bukhori jilid 3
Sabtu, 01 September 2012
SUNGGUH AKAN KAMI BERIKAN COBAAN KEPADAMU
Pernahkah kita
merasa diuji oleh Allah? Kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan
maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Allah.
Jarang sekali kalau kita dapat rezeki dan kebahagiaan kita
teringat bahwa itupun merupakan ujian dan cobaan dari Allah. Ada diantara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan
boleh jadi ada pula diantara kita yang tegar menghadapinya.
Al-Qur'an mengajarkan kita untuk berdo'a: "Ya Tuhan kami,
jangnlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya… "(QS 2: 286)
Do'a tersebut
lahir dari sebuah kepercayaan bahwa setiap derap kehidupan kita merupakan
cobaan dari Allah. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut,
yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup kita jalani. Cobaan
yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang
harta dan lainnya.
Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia
mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan
berani memalsu kuitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah. Bukankah
karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita pergi
ke "orang pintar" agar bertahan pada posisinya atau supaya malah
meningkat ke "kursi" yg lebih empuk. Bukankah karena takut kehabisan
harta kita jadi enggan mengeluarkan zakat dan sadaqoh.
Al-Qur'an
melukiskan secara luar biasa cobaan-cobaan tersebut. Allah berfirman: "Dan
Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada
orang-orang yang sabar." (QS 2: 155) Amat menarik bahwa Allah menyebut
orang sabarlah yang akan mendapat berita gembira. Jadi bukan orang yang menang
atau orang yang gagah… .tapi orang yang sabar! Biasanya kita akan cepat-cepat
berdalih, "yah..sabar kan ada batasnya… " Atau lidah kita berseru, "sabar
sih sabar… saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?"
Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia ciptakan
sendiri.
Kemudian Allah
menjelaskan siapa yang dimaksud oleh Allah dengan orang sabar pada ayat di
atas: "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un". (Qs 2: 156) Ternyata, begitu
mudahnya Allah melukiskan orang sabar itu. Bukankah kita sering mengucapkan
kalimat "Inna lillahi… ." Orang sabar-kah kita? Nanti dulu! Andaikata
kita mau merenung makna kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un maka kita
akan tahu bahwa sulit sekali menjadi orang yang sabar.
Arti kalimat itu adalah : "Sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali." Kalimat ini ternyata bukan
sekedar kalimat biasa. Kalimat ini mengandung pesan dan kesadaran tauhid yang
tinggi. Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa karena
kita semua adalah milik Allah; kita berasal dari-Nya, dan baik suka-maupun
duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu
datangnya dari Allah, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Allah. Inilah
orang yang sabar menurut Al-Qur'an!
Ikhlaskah kita
bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba
hilang. Relakah kita bila proyek yang sudah didepan mata, tiba-tiba tidak jadi
diberikan kepada kita, dna diberikan kepada saingan kita. Berubah menjadi
dengki-kah kita bila melihat tetangga kita sudah membeli teve baru, mobil baru
atau malah pacar baru. Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh
kesadaran, bahwa semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita ini
tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah… . Bila kita mampu mengingat
dan menghayati makna kalimat tersebut, ditengah ujian dan cobaan yang menerpa
kehidupan kita, maka Allah menjanjikan dalam Al-Qur'an: "Mereka itulah
yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
Allah berfirman dalam Al-Qur'an :
Laa yukallifullahu nafsan illa wus aha
Allah tidak akan memberi cobaan pada manusia kecuali mereka
mampu menanggungnya.
Untuk itu tak usah buru-buru meratapi kondisi kita yang
miskin, sakit-sakitan, ditimpa bencana Seakan hanya kita yang mendapat cobaan
yang berat dari Allah.
Innallaha maashobirin
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
KETIKA DOSA ANDA SEDALAM SAMUDERA
Pernahkah kita
menghitung dosa yang kita lakukan dalam satu hari, satu minggu, satu bulan,
satu tahun bahkan sepanjang usia kita ?
Andaikan saja kita bersedia menyediakan satu kotak kosong,
lalu kita masukkan semua dosa-dosa yang kita lakukan, kira-kira apa yang
terjadi ? Saya menduga kuat bahwa kotak tersebut sudah tak berbentuk kotak
lagi, karena tak mampu menaham muatan dosa kita.
Bukankah shalat
kita masih "bolong-bolong" ? Bukankah pernah kita tahan hak orang
miskin yang ada di harta kita ? Bukankah pernah kita kobarkan rasa dengki dan
permusuhan kepada sesama muslim ? Bukankah kita pernah melepitkan selembar
amplop agar urusan kita lancar ? Bukankah pernah kita terima uang tak jelas
statusnya sehingga pendapatan kita berlipat ganda ? Bukankah kita tak mau
menolong saudara kita yg dalam kesulitan walaupun kita sanggup menolongnya ?
Daftar ini akan menjadi sangat panjang… …
Lalu, apa yang harus kita lakukan ?
Allah berfirman dalam Surat az-Zumar [39]: 53 "Katakanlah: "Hai
hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Indah benar ayat ini, Allah menyapa kita dengan panggilan
yang bernada teguran, namun tidak diikuti dengan kalimat yang berbau murka.
Justru Allah mengingatkan kita untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah.
Allah pun menjanjikan untuk mengampuni dosa-dosa kita.
Karena itu, kosongkanlah lagi kotak yang telah penuh tadi
dengan taubat pada-Nya.Kita kembalikan kotak itu seperti keadaan semula, kita
kembalikan jiwa kita ke pada jiwa yang fitri dan nazih.
Jika anda mempunyai onta yang lengkap dengan segala perabotannya,
lalu tiba-tiba onta itu hilang. Bukankah anda sedih ? Bagaimana kalau tiba-tiba
onta itu datang kembali berjalan menuju anda lengkap dengan segala
perbekalannya ? Bukankah Anda akan bahagia ? "Ketahuilah," kata
Rasul, "Allah akan lebih senang lagi melihat hamba-Nya yang berlumuran
dosa berjalan kembali menuju-Nya!"
Allah
berfirman: "Dan kembalilahh kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah
kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong
(lagi)." (QS 39:54)
Seperti onta yang sesat jalan dan mungkin telah tenggelam
di dasar samudera, mengapa kita tak berjalan kembali menuju Allah dan menangis
di "kaki kebesaran-Nya" mengakui kesalahan kita dan memohon ampunNya…
Wahai Tuhan Yang Kasih Sayang-Nya lebih besar dari
murka-Nya, Ampuni kami Ya Allah!
999 MASUK NERAKA
Allah berfirman
dalam Hadits Qudsi sebagai berikut: Allah swt. berfirman pada hari qiamat:
"Hai Adam! Bangkitlah, siapkanlah sembilan ratus sembilan puluh sembilan
keturunanmu (untuk ditempatkan) dalam neraka, dan satu (di antara mereka itu),
akan ditempatkan dalam syurga".
(Ketika
Rasulullah S.A.W menerimanya kemudian menyampaikannya kepada para sahabat),
beliau menangis tersedu-sedu, demikian pula para sahabat lainnya, lalu beliau
bersabda: "Angkatlah kepala kalian. Demi Allah Yang menguasai jiwaku.
(Dibandingkan) dengan ummat-ummat Nabi yang lain, ummat-Ku hanyalah bagaikan
selembar bulu putih (yang terdapat) pada kulit lembu jantan yang berbulu hitam.
(Hadith Qudsi Riwayat Thabarani di dalam kitab al-Kabir yang bersumber dari
Abud-Darda' r.a.)
Banyaknya yang
masuk neraka dan sedikitnya yang masuk syurga menurut Hadits di atas, dapat
kita ramalkan dari sekarang. Di saat kita hidup dewasa ini kita saksikan banyaknya
orang-orang kafir, orang-orang musyrik, munafiq, dan atheis yang menghiasi
dunia ini dengan kema'siatan. Malah banyak pula orang-orang yang dirinya
mengaku Muslim (beragama Islam) tetapi fasiq , suka menurutkan keinginan hawa
nafsu, hanya mengikuti arus kehidupan yang melanggar ketentuan Agama. Banyak
pula yang dengan sadar atau tidak sadar keluar dari garis-garis batasnya.
Mereka inilah yang dimaksud dan termasuk golongan yang 999 itu.
Ketika Nabi S.A.W
. mendengar hal sedikitnya orang-orang yang masuk syurga itu, beliau merasa
sedih, lalu menangis. Para shahabat merasa kuatir dan takut kalau-kalau termasuk
golongan banyak yang masuk neraka, sehingga mereka pun turut menangis pula.
Menyaksikan
betapa sedu-sedannya para sahabat menangis, Nabi S.A.W . berkeinginan untuk
menghibur mereka dan menyampaikan khabar gembira yang telah dikurniakan dan
disampaikan Allah kepada ummat beliau. Beliau memerintahkan kepada mereka untuk
mengangkat muka dan berhenti menangis. Beliau menyampaikan berita yang
menegaskan bahwa banyak di antara ummat Muhammad yang mendapat taufiq dan
hidayah Allah, serta berjalan di atas rel-Nya. Sehelai bulu berwarna putih pada
kulit lembu hitam itu memang sedikit.
Ummat Muhammad S.A.W
. itu memang sedikit dibandingkan dengan banyaknya ummat-ummat yang sesat dan
menyeleweng. Selain jumlahnya sedikit, ummat Nabi Muhammad, adalah sebaik-baik
ummat, menurut al-Quran. Sewajibnyalah kita sebagai ummat yang baik, berusaha
sekuat tenaga untuk senantiasa dapat mempertahankan kedudukan yang mulia ini.
Jumat, 31 Agustus 2012
NERAKA JAHANAM
Diriwayatkan dari Umar Ibnul Khattab r.a.
: Telah datang Jibril kepada Nabi Muhammad S.A.W bukan pada waktu yang
biasanya ia datang, Rasulullah S.A.W lalu berdiri mendapatkannya dan bertanya :
Hai Jibril, kenapa aku melihat engkau berobah warnamu. Berkata Jibril : Aku
datang kepadamu untuk menerangkan semburan api Neraka. Berkata Rasulullah S.A.W
: Terangkanlah kepadaku keadaan Neraka dan hal-ihwal Jahannam. Berkata Jibril
: Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan agar Jahannam dinyalakan apinya 1000
tahun lamanya, sehingga karena semakin panasnya maka berobah warnanya menjadi
putih. Lalu diperintahkan menyalakan 1000 tahun lagi, sehingga berobah warnanya
menjadi merah. Lalu diperintahkan menyalakan 1000 tahun lagi, sehingga berobah
warnanya menjadi hitam yang amat gelap, sehingga hilang sinarnya,
bergejolak-gejolak tak padam-padam bakarannya.
Demi Tuhan yang
mengutusmu dengan kebenaran, sekiranya dibukakanlah Jahannam itu sebesar
lobang jarum, akan terbakarlah bumi dan segala isinya karena panasnya. Dan demi
Tuhan yang mengutusmu dengan kebenaran, sekiranya salah satu dari
penjaga-penjaga Neraka itu didatangkan Allah SWT ke dunia ini, akan matilah
seluruh manusia isi bumi ini karena kejelekan rupanya dan kebusukan baunya.
Demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan kebenaran, sekiranya sebuah ring (
lingkaran ) dari rantai Neraka diletakkan di atas sebuah gunung di dunia ini,
akan tembuslah gunung itu sampai-sampai ke dasar bumi, yang paling bawah. Maka
berkata Rasulullah S.A.W : Untunglah hai Jibril, jantungku tak sampai pecah
sehingga aku mati mendengar keteranganmu ini.
Rasulullah
melihat Jibril menangis, Rasulullah S.A.W turut menangis pula, lalu berkata :
Kenapa engkau sampai menangis pula ya Jibril, sedang kedudukanmu begitu rupa di
sisi Allah SWT ? Berkata Jibril : Kenapa aku tak akan menangis, malah akulah
yang lebih berhak untuk menangis, karena siapa tahu keadaanku dalam ilmu Allah
SWT tidak seperti yang aku ketahui, dan saya tidak mengetahui apakah saya tidak
akan mengalami cobaan sebagai yang telah telah dialami oleh iblis, sedang iblis
itu termasuk golongan Malaikat (tetapi nyeleweng ), dan aku tidak tahu apakah
aku akan mengalami apa yang dialami oleh Harut dan Marut. Maka menangislah
Jibril dan menangis pulalah Rasulullah S.A.W . Lama keduanya sama-sama
menangis, lalu datanglah seruan dari langit : Hai Jibril, Hai Muhammad, sesungguhnya
Allah Azza Wa Jalla telah menjamin kamu berdua dengan tidak akan durhaka. Lalu
Jibril naik ke langit, dan Rasulullah S.A.W lalu meneruskan perjalanan beliau,
sehingga bertemu dengan sekelompok orang-orang Anshar yang bermain-main dan
ketawa-ketawa. Lalu berkata Rasulullah S.A.W kepada mereka : Apakah kamu
ketawa-ketawa sedang di belakangmu Neraka Jahannam. Sekiranya kamu ketahuilah
akan apa yang aku ketahui, sungguh kamu akan ketawa sedikit dan akan menangis
banyak, kamu takakan makan dan tak akan minum, malah akan menuju ke
tempat-tempat tinggi untuk bermohon minta perlindungan Allah SWT.
ORANG-ORANG TAMAK
(Nabi Muhammad S.A.W ) Menurut hadis yang diriwayatkan oleh
Thabrani dari Ibnu Abbas ra di atas, ada dua karakter orang tamak yang tidak
akan pernah puas terhadap apa yang dimilikinya dan senantiasa berusaha untuk
menambahnya.
Namun, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda menurut
sisi pandang Islam.
Adalah terpuji
jika ada seorang Muslim yang tamak terhadap ilmu. Muslim seperti ini senantiasa
menginginkan derajat keilmuan, akhlak, amal kebajikan, dan usahanya untuk
meraih kemuliaan, yang akan mengetuk hatinya untuk menapaki tangga kesempurnaan
sebagai seorang Muslim. Ia selalu memanfaatkan segala kesempatan untuk mengkaji
Islam dalam memecahkan problem kehidupan manusia dengan hikmah. Sabda
Rasulullah S.A.W , “Ilmu laksana hak milik seorang Mukmin yang hilang, di
manapun ia menjumpainya, di sana ia mengambilnya,” (HR Al Askari dari Anas ra).
Sedangkan ketamakan terhadap harta hanyalah akan
menghasilkan sifat buas, laksana serigala yang terus mengejar dan memangsa
buruannya walaupun harta itu bukan haknya. Fitrah manusia memang sangat
mencintai harta kekayaan dan berhasrat keras mendapatkannya sebanyak mungkin
dengan segala cara dan usaha. Firman Allah SWT: Katakanlah (hai Muhammad), jika
seandainya kalian menguasai semua perbendaharaan rahmat Tuhan, niscaya
perbendaharaan (kekayaan) itu kalian tahan (simpan) karena takut
menginfakkannya (mengeluarkannya). Manusia itu memang sangat kikir. (QS Al
Isra': 100).
Rasulullah S.A.W
bersabda, “Hamba Allah selalu mengatakan, 'Hartaku, hartaku', padahal hanya
dalam tiga soal saja yang menjadi miliknya yaitu apa yang dimakan sampai habis,
apa yang dipakai hingga rusak, dan apa yang diberikan kepada orang sebagai
kebajikan. Selain itu harus dianggap kekayaan hilang yang ditinggalkan untuk
kepentingan orang lain,” (HR Muslim).
Seorang Mukmin
adalah orang yang meyakini bahwa rezeki telah ditentukan oleh Allah SWT. Dia
juga yakin bahwa setiap manusia tidak akan menemui ajalnya sebelum semua rezeki
yang telah ditetapkan oleh Allah dicukupkan kepadanya.
Ia merasa cukup terhadap harta yang telah diperolehnya dan
menyadari ada hak orang lain atas kelebihan harta yang dimilikinya. Ia infakkan
sebagian hartanya di jalan Allah untuk membantu saudara-saudaranya yang dilanda
kelaparan dan kekurangan. Demikianlah yang patut dilakukan seorang Muslim dan
ia tidak lagi silau terhadap kekayaan orang lain yang dihimpun karena
ketamakan.
Rasulullah bersabda, “Tidak ada iri hati
kecuali dalam dua perkara, (yaitu) orang yang dikaruniai harta kekayaan dan
dihabiskan untuk menegakkan kebenaran, dan orang yang dikaruniai hikmah
kemudian ia melaksanakan dan mengajarkannya (kepada orang lain).”
KESEMPURNAAN SEORANG MUSLIM
Seorang sahabat bertanya kepada Rosulullah S.A.W , Dia
berkata : Aku ingin menjadi orang yang alim
Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau
akan jadi orang yang alim
Dia berkata : Aku ingin menjadi orang paling kaya
Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri
sendiri maka engkau akan jadi orang paling kaya
Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang adil
Baginda S.A.W menjawab: Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana
engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia
Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang paling baik
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada
masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia
Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang istimewa di sisi
Allah
Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan dzikrullah niscaya
engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah
Dia berkata : Aku ingin disempurnakan imanku
Baginda S.A.W menjawab : Baikkanlah akhlakmu niscaya imanmu
akan sempurna
Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang
taat
Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajiban yang
difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat
Dia berkata : Aku ingin berjumpa Allah dalan keadaan bersih
dari dosa
Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu dari dosa niscaya
engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci dari dosa
Dia berkata : Aku ingin dihapuskan segala dosaku
Baginda S.A.W menjawab : Banyaklah beristighfar niscaya
akan dihapuskan (kurangkan ) segala dosamu
Dia berkata : Aku ingin menjadi semulia-mulia manusia
Baginda S.A.W menjawab : Jangan berprasangka pada orang
lain niscaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia
Dia berkata : Aku ingin menjadi segagah-gagah manusia
Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berserah diri
(tawakkal) kepada Allah niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia
Dia berkata : Aku ingin dimurahkan rezeki oleh Allah
Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berada dalam keadaan
bersih ( dari hadast ) niscaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu
Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang
dikasihi oleh Allah dan rasulNya
Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai
oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh
Mereka
Dia berkata : Aku ingin diselamatkan dari kemurkaan Allah
pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain
niscaya engkau akan selamat dari kemurkaan Allah dan rasulNya
Dia berkata : Aku ingin diterima segala permohonanku
Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram nescaya
segala permohonanmu akan diterimaNya
Dia berkata : Aku ingin agar Allah menutupkan segala
keaibanku pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Tutupilah keburukan orang lain
niscaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat
Dia berkata : Siapa yang selamat dari dosa?
Baginda S.A.W menjawab : Orang yang senantiasa mengalirkan
air mata penyesalan, mereka yang tunduk padakehendakNya dan mereka yang ditimpa
kesakitan
Dia berkata : Apakah kebaikan terbesar di sisi Allah?
Baginda S.A.W menjawab : Baik budi pekerti, rendah diri dan
sabar menghadapi cobaan Allah
Dia berkata : Apakah kejahatan terbesar di sisi Allah?
Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan
Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di
dunia dan akhirat ?
Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi dan
menghubungkan persaudaraan
Dia berkata: Apakan yang akan memadamkan api neraka pada
hari qiamat?
Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan
musibah
GUGURNYA DOSA BERSAMA TETESAN AIR WUDLU
Abu Nadjih
(Amru) bin Abasah Assulamy r.a berkata : Pada masa Jahiliyah, saya merasa bahwa
semua manusia dalam kesesatan, karena mereka menyembah berhala. Kemudian saya
mendengar berita ; Ada seorang di Mekkah memberi ajaran-ajaran yang baik. Maka
saya pergi ke Mekkah, di sana saya dapatkan Rasulullah S.A.W masih sembunyi-sembunyi,
dan kaumnya sangat congkak dan menentang padanya.
Maka saya berdaya-upaya hingga dapat menemuinya, dan
bertanya kepadanya : Apakah kau ini ?
Jawabnya : Saya Nabi.
Saya tanya : Apakah nabi itu ?
Jawabnya : Allah mengutus saya.
Diutus dengan apakah ?
Jawabnya : Allah mengutus saya supaya menghubungi famili
dan menghancurkan berhala, dan meng-Esa-kan Tuhan dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun.
Saya bertanya : Siapakah yang telah mengikuti engkau atas
ajaran itu ?
Jawabnya : Seorang merdeka dan seorang hamba sahaya (
Abubakar dan Bilal ).
Saya berkata : Saya akan mengikuti kau.
Jawabnya : Tidak dapat kalau sekarang, tidakkah kau
perhatikan keadaan orang-orang yang menentang kepadaku, tetapi pulanglah
kembali ke kampung, kemudian jika telah mendengar berita kemenanganku, maka
datanglah kepadaku.
Maka segera saya pulang kembali ke kampung, hingga hijrah
Rasulullah S.A.W ke Madinah, dan saya ketika itu masih terus mencari berita,
hingga bertemu beberapa orang dari familiku yang baru kembali dari Madinah,
maka saya bertanya : Bagaimana kabar orang yang baru datang ke kota Madinah itu ?
Jawab mereka : Orang-orang pada menyambutnya dengan baik,
meskipun ia akan dibunuh oleh kaumnya, tetapi tidak dapat. Maka berangkatlah
saya ke Madinah dan bertemu pada Rasulullah S.A.W .
Saya berkata : Ya Rasulullah apakah kau masih ingat pada
saya ?
Jawabnya : Ya, kau yang telah menemui saya di Mekkah.
Lalu saya berkata : Ya Rasulullah beritahukan kepada saya
apa yang telah diajarkan Allah kepadamu dan belum saya ketahui. Beritahukan
kepada saya tentang shalat ?
Jawab Nabi : Shalatlah waktu Shubuh, kemudian hentikan
shalat hingga matahari naik tinggi sekadar tombak, karena pada waktu terbit
matahari itu seolah-olah terbit di antara dua tanduk syaitan, dan ketika itu
orang-orang kafir menyembah sujud kepadanya. Kemudian setelah itu kau boleh
shalat sekuat tenagamu dari sunnat, karena shalat itu selalu disaksikan dan
dihadiri Malaikat, hingga matahari tegak di tengah-tengah, maka di situ
hentikan shalat karena pada saat itu dinyalakan Jahannam, maka bila telah
telingsir dan mulai ada bayangan, shalatlah, karena shalat itu selalu
disaksikan dan dihadiri Malaikat, hingga shalat Asar. Kemudian hentikan shalat
hingga terbenam matahari, karena ketika akan terbenam matahari itu seolah-olah
terbenam di antara dua tanduk syaithan dan pada saat itu bersujudlah
orang-orang kafir.
Saya bertanya : Ya Nabiyullah : Ceriterakan kepada saya
tentang wudlu' !
Bersabda Nabi : Tiada seorang yang berwudlu' lalu berkumur
dan menghirup air, kemudian mengeluarkannya dari hidungnya melainkan keluar
semua dosa-dosa dari mulut dan hidung. Kemudian jika ia membasuh mukanya
menurut apa yang diperintahkan Allah, jatuhlah dosa-dosa mukanya dari ujung
jenggotnya bersama tetesan air.
Kemudian bila membasuh kedua tangan sampai kedua siku,
jatuhlah dosa-dosa dari ujung jari-jarinya bersama tetesan air. Kemudian
mengusap kepala maka jatuh semua dosa dari ujung rambut bersama tetesan air,
kemudian membasuh dua kaki ke matakaki, maka jatuhlah semua dosa kakinya dari
ujung jari bersama tetesan air.
Maka bila ia shalat sambil memuja dan memuji Allah menurut
lazimnya, dan membersihkan hati dari segala sesuatu selain Allah, maka keluar
dari semua dosanya bagaikan lahir dari perut ibunya " ( HR. Muslim )
Ketika Amru bin
Abasah menceritakan hadits ini kepada Abu Umamah, oleh Abu Umamah ditegur : Hai
Amru bin Abasah perhatikan keteranganmu itu, masakan dalam satu perbuatan orang
diberi ampun demikian rupa. Jawab Amru : Hai Abu Umamah, telah tua usiaku, dan
rapuh tulangku, dan hampir ajalku, dan tiada kepentingan bagiku untuk berdusta
terhadap Allah atau Rasulullah S.A.W .
Andaikan saya tidak mendengar dari Rasulullah, hanya satu
dua atau tiga empat kali, atau lima enam tujuh kali tidak akan saya ceritakan, tetapi saya
telah mendengar lebih dari itu " ( HR. Muslim )
KISAH RAHASIA DIBALIK SHALAT LIMA WAKTU
Ali bin Abi
Talib r.a. berkata, "Sewaktu Rasullullah S.A.W duduk bersama para sahabat
Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang
Yahudi lalu berkata, 'Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu
kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa a.s. yang
tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.'
Lalu Rasullullah S.A.W bersabda, 'Silakan bertanya.'
Berkata orang Yahudi, 'Sila terangkan kepada kami tentang 5
waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.'
Sabda Rasullullah S.A.W , 'Shalat Zuhur jika tergelincir
matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Shalat Asar itu
ialah saat ketika Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Shalat Maghrib itu adalah
saat Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap mukmin yang bershalat
Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka
pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya. Shalat Isyak itu ialah shalat yang
dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah sebelum terbit
matahari. Ini karena apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk
syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.'
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah S.A.W
, lalu mereka berkata, 'Memang benar apa yang kamu katakana itu Muhammad.
Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan didapati oleh orang yang
shalat.'
Rasullullah S.A.W bersabda, 'Jagalah waktu-waktu shalat
terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam.
Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu akan diharamkan ke
atasnya wap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.'
Sabda Rasullullah S.A.W lagi, 'Manakala shalat Asar, adalah
saat di mana Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang
mengerjakan shalat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.'
Selepas itu Rasullullah S.A.W membaca ayat yang bermaksud,
'Jagalah waktu-waktu shalat terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat
Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam a.s. diterima. Seorang mukmin
yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah,
maka Allah akan perkenankan.'
Sabda Rasullullah S.A.W , 'Shalat Isyak (atamah). Katakan
kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang
mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan shalat Isyak
berjamaah, Allah SWT haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan
diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.'
Sabda Rasullullah S.A.W seterusnya, 'Shalat Subuh pula,
seseorang mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah,
diberikan kepadanya oleh Allah SWT dua kebebasan iaitu:
1. Dibebaskan daripada api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan daripada
Rasullullah S.A.W , maka mereka berkata, 'Memang benarlah apa yang kamu katakan
itu wahai Muhammad (S.A.W ). Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah
Allah SWT mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu ?
Sabda Rasullullah S.A.W , 'Ketika Nabi Adam memakan buah
pohon khuldi yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam
a.s. selama 30 hari. Kemudian Allah SWT mewajibkan ke atas keturunan Adam a.s.
berlapar selama 30 hari.
Sementara diizin makan di waktu malam itu adalah sebagai
kurnia Allah SWT kepada makhluk-Nya.'
Kata orang Yahudi lagi, 'Wahai Muhammad, memang benarlah
apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami mengenai ganjaran pahala
yang diperolehi daripada berpuasa itu.'
Sabda Rasullullah S.A.W , 'Seorang hamba yang berpuasa
dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah SWT, dia akan diberikan oleh
Allah SWT 7 perkara:
1. Akan dicairkan daging
haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh daripada makanan yang
haram).
2. Rahmat Allah sentiasa dekat dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
4. Dijauhkan daripada merasa lapar dan dahaga.
5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang amat
mengerikan).
6. Diberikan cahaya oleh Allah SWT pada hari Kiamat untuk
menyeberang Titian Sirath.
7. Allah SWT akan memberinya kemudian di syurga.'
Kata orang Yahudi, 'Benar apa yang kamu katakan itu
Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu di antara semua para nabi.'
Sabda Rasullullah S.A.W , 'Seorang nabi menggunakan doa
mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya
(untuk saya gunakan memberi syafaat kepada umat saya di hari kiamat).'
Kata orang Yahudi, 'Benar apa yang kamu katakan itu
Muhammad. Kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa
annaka Rasulullah (kami percaya bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan engkau
utusan Allah).'
Sedikit peringatan untuk kita semua: "Dan sesungguhnya
akan Kami berikan cubaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar." (Surah Al-Baqarah: ayat 155)
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." (Surah
Al-Baqarah: ayat 286)
BILA AJAL MULAI MENDEKAT
Baginda
Rasullullah S.A.W berkata : Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan
masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian
mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai
kelutut. Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik
roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang
lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut
hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar.
Dan akhir
sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya
hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang
itu."
Sambung Rasullullah S.A.W. lagi: "Kalau orang yang
nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibrail A.S. akan menebarkan
sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat
kedudukannya di syurga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia
akan lupa kepada orang yang berada disekelilinginya. Ini adalah karena sangat
rindunya pada syurga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibrail
A.S." Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibrail A.S. akan
menebarkan sayap disebelah kiri. Maka orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya
di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang
disekelilinginya. Ini adalah karena terlalu takutnya apabila melihat neraka
yang akan menjadi tempat tinggalnya. Dari sebuah hadis bahwa apabila Allah
S.W.T. menghendaki seorang mukmin itu dicabut nyawanya maka datanglah malaikat
maut. Apabila malaikat maut hendak mencabut roh orang mukmin itu dari arah mulut
maka keluarlah zikir dari mulut orang mukmin itu dengan berkata: "Tidak
ada jalan bagimu mencabut roh orang ini melalui jalan ini karena orang ini
sentiasa menjadikan lidahnya berzikir kepada Allah S.W.T." Setelah
malaikat maut mendengar penjelasan itu, maka dia pun kembali kepada Allah
S.W.T. dan menjelaskan apa yang diucapkan oleh lidah orang mukmin itu. Lalu
Allah S.W.T. berfirman yang bermaksud: "Wahai malaikat maut, kamu cabutlah
ruhnya dari arah lain." Sebaik saja malaikat maut mendapat perintah Allah
S.W.T. maka malaikat maut pun cuba mencabut roh orang mukmin dari arah tangan. Tapi keluarlah
sedekah dari arah tangan orang mukmin itu, keluarlah usapan kepala anak-anak
yatim dan keluar penulisan ilmu. Maka berkata tangan: "Tidak ada jalan
bagimu untuk mencabut roh orang mukmin dari arah ini, tangan ini telah
mengeluarkan sedekah, tangan ini mengusap kepala anak-anak yatim dan tangan ini
menulis ilmu pengetahuan."
Oleh karena
malaikat maut gagal untuk mencabut roh orang mukmin dari arah tangan maka
malaikat maut cuba pula dari arah kaki. Malangnya malaikat maut juga gagal
melakukan sebab kaki berkata:"Tidak ada jalan bagimu dari arah ini karena
kaki ini sentiasa berjalan berulang alik mengerjakan solat dengan berjemaah dan
kaki ini juga berjalan menghadiri majlis-majlis ilmu." Apabila gagal
malaikat maut, mencabut roh org mukmin dari arah kaki,maka malaikat maut cuba pula dari arah telinga. Sebaik saja malaikat maut
menghampiri telinga maka telinga pun berkata: "Tidak ada jalan bagimu dari
arah ini karena telinga ini sentiasa mendengar bacaan Al-Quran dan zikir."
Akhir sekali malaikat maut cuba mencabut orang mukmin dari arah mata tetapi baru saja
hendak menghampiri mata maka berkata mata: "Tidak ada jalan bagimu dari
arah ini sebab mata ini sentiasa melihat beberapa mushaf dan kitab-kitab dan
mata ini sentiasa menangis karena takutkan Allah." Setelah gagal maka
malaikat maut kembali kepada Allah S.W.T. Kemudian Allah S.W.T. berfirman yang
bermaksud: "Wahai malaikatKu, tulis AsmaKu ditelapak tanganmu dan tunjukkan
kepada roh orang yang beriman itu."
Sebaik saja
mendapat perintah Allah S.W.T. maka malaikat maut menghampiri roh orang itu dan
menunjukkan Asma Allah S.W.T. Sebaik saja melihat Asma Allah dan cintanya
kepada Allah S.W.T maka keluarlah roh tersebut dari arah mulut dengan tenang.
Abu Bakar R.A. telah ditanya tentang kemana roh pergi setelah ia keluar dari
jasad.
Maka berkata Abu Bakar R.A: "Roh itu menuju ketujuh
tempat:
1. Roh para Nabi dan
utusan menuju ke Syurga Adnin.
2. Roh para ulama menuju
ke Syurga Firdaus.
3. Roh mereka yang
berbahagia menuju ke Syurga Illiyyina.
4. Roh para shuhada
berterbangan seperti burung di syurga mengikut kehendak mereka.
5. Roh para mukmin yang
berdosa akan tergantung di udara tidak di bumi dan tidak di langit sampai hari
kiamat.
6. Roh anak-anak orang
yang beriman akan berada di gunung dari minyak misik.
7. Roh orang-orang kafir
akan berada dalam neraka Sijjin, mereka diseksa berserta jasad-nya hingga
sampai hari Kiamat."
Telah bersabda Rasullullah S.A.W :
"Tiga kelompok manusia yang akan dijabat tangannya
oleh para malaikat pada hari mereka keluar dari kuburnya :
1. Orang-orang yang mati syahid.
2. Orang-orang yang mengerjakan solat malam dalam bulan
ramadhan.
3. Orang berpuasa di hari Arafah.
Insya Allah kita termasuk kelompok yang tersebut diatas
Amin ya robbal 'Alamiin
MATA YANG TIDAK MENANGIS DI HARI KIAMAT
Semua kaum
Muslim berkeyakinan bahwa dunia dan kehidupan ini akan berakhir, akan datang
suatu saat ketika manusia berkumpul di pengadilan Allah Swt.
Al-Quran menceritakan berkali-kali tentang peristiwa Hari
Kiamat ini, seperti yang disebutkan dalam surah Al-Ghasyiyah ayat 1-16. dalam
surah itu, digambarkan bahwa tidak semua wajah ketakutan. Ada wajah-wajah yang pada hari itu cerah ceria. Mereka merasa
bahagia dikarenakan perilakunya di dunia. Dia ditempatkan pada surga yang
tinggi. Itulah kelompok orang yang di Hari Kiamat memperoleh kebahagiaan.
Tentang
wajah-wajah yang tampak ceria dan gembira di Hari Kiamat, Rasulullah pernah
bersabda, "Semua mata akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga hal.
Pertama, mata yang menangis karena takut kepada Allah Swt. Kedua, mata yang
dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan Allah. Ketiga, mata yang tidak tidur
karena mempertahankan agama Allah."
Mari kita
melihat diri kita, apakah mata kita termasuk mata yang menangis di Hari Kiamat
? Dahulu, dalam suatu riwayat, ada seorang yang kerjanya hanya mengejar-ngejar
hawa nafsu, bergumul dan berkelana di teinpat-tempat maksiat, dan pulang larut
malam.Dari tempat itu, dia pulang dalam keadaan sempoyongan. Di tengah jalan,
di sebuah rumah, lelaki itu mendengar sayup-sayup seseorang membaca Al-Quran.
Ayat yang dibaca itu berbunyi: "Belum datangkah waktunya bagi orang-orang
yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran
yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang
sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kenudian berlalulah masa yang
panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara
mereka adalah orang yang fasik (Qs 57: 16).
Sepulangnya dia
di rumah, sebelum tidur, lelaki itu mengulangi lagi bacaan itu di dalam
hatinya. Kemudian tanpa terasa air mata mengalir di pipinya. Si pemuda
merasakan ketakutan yang luar biasa. Bergetar hatinya di hadapan Allah karena
perbuatan maksiat yang pemah dia lakukan. Kemudian ia mengubah cara hidupnya.
Ia mengisi hidupnya dengan mencari ilmu, beramal mulia dan beribadah kepada
Allah Swt., sehingga di abad kesebelas Hijri dia menjadi seorang ulama besar,
seorang bintang di dunia taS.A.W uf.
Orang ini bernama Fudhail bin Iyadh. Dia kembali ke jalan
yang benar kerena mengalirkan air mata penyesalan atas kesalahannya di masa
lalu lantaran takut kepada Allah Swt. Berbahagialah orang-orang yang pernah
bersalah dalam hidupnya kemudian menyesali kesalahannya dengan cara membasahi
matanya dengan air mata penyesalan. Mata seperti itu insya Allah termasuk mata
yang tidak menangis di Hari Kiamat.
Kedua, mata yang dipalingkan dari hal-hal yang dilarang
oleh Allah. Seperti telah kita ketahui bahwa Rasulullah pernah bercerita
tentang orang-orang yang akan dilindungi di Hari Kiamat ketika orang-orang lain
tidak mendapatkan perlindungan. Dari ketujah orang itu salah satu di antaranya
adalah seseorang yang diajak melakukan maksiat oleh perempuan, tetapi dia
menolak ajakan itu dengan mengatakan, "Aku takut kepada Allah".
Nabi Yusuf as.
mewakili kisah ini. Ketika dia menolak ajakan kemaksiatan majikannya. Mata
beliau termasuk mata yang tidak akan menangis di Hari Kiamat, lantaran matanya
dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah Swt.
Kemudian mata yang ketiga adalah mata yang tidak tidur
karena membela agama Allah. Seperti mata pejuang Islam yang selalu
mempertahahkan keutuhan agamanya, dan menegakkan tonggak Islam. Itulah tiga
pasang mata yang tidak akan menangis di Hari Kiamat, yang dilukiskan oleh
Al-Quran sebagai wajah-wajah yang berbahagia di Hari Kiamat nanti.
PANGGILAN TERHADAP MAYAT
DALAM suatu
riwayat disebutkan, tatkala roh berpisah dari tubuh, maka ia dipanggil dari
langit dengan tiga kai jeritan:
Wahai anak Adam !!!
Apakah kamu meninggalkan dunia, atau dunia yang meninggalkan
kamu ?
Apakah kamu mengumpulkan dunia, atau dunia mengumpulkan
kamu ?
Apakah kamu mematikan dunia, atau dunia mematikan kamu ?
Jika mayat diletakkan di tempat untuk dimandikan, maka ia
dipanggil tiga kali teriakan:
Wahai anak Adam!!!
Dimanakah tubuhmu yang kuat, bukankah sekarang ini kamu
menjadi lemah ?
Dimana mulutmu yang bijak, bukankah sekarang kamu diam ?
Dimana kekasihmu, bukankah mereka sekarang mengasingkan
kamu?
Dikala mayat diletakkan di tempat kafan, ia dipanggil tiga
kali jeritan:
Wahai anak Adam!!!
Pergilah kamu ketempat yang jauh ke tanpa membawa bekal!
Keluarlah kamu dari rumahmu, dan tidak usah kembali!
Naiklah kuda, dan kamu tidak akan naik seperti itu
selamanya, kamu akan menjadi sesuatu di dalam rumah yang penuh kesedihan!
Sewaktu mayat itu dipikul diatas usungan, ia dipanggil tiga
kali jeritan:
"Wahai anak Adam!!!
Sangat berbahagialah kamu jika kamu termasuk orang yang
bertaubat.
Sangat berbahagialah kamu jika amal kamu baik.
Sangat berbahagialah kamu jika sahabatmu dalam keridhaan
Allah, dan alangkah celakanya kamu jika para sahabatmu orang yang dimurkai
Allah."
Sewaktu mayat diletakkan untuk disholatkan, maka ia
dipanggil tiga kali teriakan:
Wahai anak Adam!!!
Segala amal yang telah kamu lakukan akan kamu lihat!
Jika amal perbuatanmu baik, maka kamu akan melihat baik!
Jika amal perbuatanmu buruk, kamu pun akan melihat
buruk!"
Kemudian apabila mayat sudah berada di tepi kubur, maka ia
dipanggil lagi tiga kali teriakan:
"Wahai anak Adam!!!
Bukankah kamu menambahkan damai pada tempat yang sempit ini
?
Bukankah kamu membawa kekayaan di tempat kekafiran ini ?
Bukankah kamu membawa penerang ditempat yang gelap ini ?
Dan jika mayat diletakkan pada liang kubur, maka iapun
dipanggil dengan tiga kali jeritan:
Wahai anak Adam!!!
Kamu di atas punggungku bersenda gurau, tapi kamu dalam
perutku menjadi menangis.
Kamu berada diatas punggungku bergembira ria, tapi kamu
dalam perutku menjadi cemas dan duka.
Kamu diatas punggungku dapat berbicara, tapi kamu dalam
perutku kamu menjadi diam."
Setelah manusia
pulang meninggalkan mayat yang sudah dikuburkan itu, lalu Allah SWT berfirman:
"Wahai hamba-hambaKu, kamu tetap terpencil dan bersendirian, para manusia
sudah pergi dan pulang meninggalkan kamu bersendirian dalam kegelapan kubur.
Padahal kamu telah berbuat maksiat kepada-Ku karenapara
manusia, karena isteri dan anak. Namun Aku sangat kasihan kepadamu pada hari
ini dengan limpahan Rahmat, yang denganya para makhluk semua kagum. Dan aku
lebih kasihan kepadamu daripada kasih IBU kepada anaknya."
Wahai saudara
muslimin ku… … siapakah mayat itu… … … .aku, kau, kamu semua sudah pasti akan
menjadi mayat suatu hari nanti. Dikala itu kita pasti akan mendengar jeritan
yang amat menggerikan itu hinggakan makhluk yang lain mendengarnya merasa takut
dan kagum terhadap Maha Pencipta. Mana amalan mu… … … mana kebaikanmu sebagai
Khalifah Allah dimuka bumi ini… … … … … … ???????
Kamis, 30 Agustus 2012
'KIAT' MENJEMPUT MAUT
Alkisah menurut
shirah, pernah Nabi Ibrahim as berdialog dengan Malaikat Maut soal
sakratulmaut. Sahabat Allah itu bertanya, “Dapatkah engkau memperlihatkan
rupamu saat engkau mencabut nyawa manusia yang gemar berbuat dosa?”
Malaikat menjawab pendek: “Engkau tak akan sanggup.”
“Aku pasti sanggup,” tegas beliau.
“Baiklah, berpalinglah dariku,” pinta si Malaikat.
Saat Nabi Ibrahim as berpaling kembali, di hadapannya telah
berdiri sesosok makhluk berkulit legam dengan rambut berdiri, berbau busuk, dan
berpakaian serba hitam. Dari hidung dan mulutnya tersembur jilatan api.
Seketika itu pula Nabi Ibrahim as jatuh pingsan! Ketika tersadar kembali,
beliau pun berkata kepada Malaikat Maut, “Wahai Malaikat Maut, seandainya para
pendosa itu tak menghadapi sesuatu yang lain dari wajahmu di saat kematiannya,
niscaya cukuplah itu menjadi hukuman untuknya.”
Di kesempatan
lain, kisah yang diriwayatkan oleh 'Ikrimah dari Ibn 'Abbas ini, menceritakan
Nabi Ibrahim as meminta Malaikat Maut mengubah wujudnya saat mencabut nyawa
orang-orang beriman. Dengan mengajukan syarat yang sama kepada Ibrahim as,
Malaikat Maut pun mengubah wujudnya. Maka di hadapan Nabi yang telah
membalikkan badannya kembali, telah berdiri seorang pemuda tampan, gagah,
berpakaian indah dan menyebar aroma wewangian yang sangat harum.
“Seandainya orang beriman melihat rupamu di saat
kematiannya, niscaya cukuplah itu sebagai imbalan amal baiknya,” kata Nabi
Ibrahim as.
Dari nukilan
kisah itu, apakah bisik-bisik misteri tentang penampakan Malaikat Maut
menjelang ajal seseorang benar adanya”Dalam pergaulan sehari-hari, kita sering
mendengar kisah dari mulut ke mulut, misalnya tentang seseorang yang tiba-tiba
melihat “sesuatu” ketika salah seorang kerabatnya tengah menghadapi maut.
Apakah itu berupa bayangan hitam, putih, atau pun hanya gumaman dialog mirip
kata-kata yang dilontarkan oleh orang yang mengigau.
Namun yang pasti selain Nabi Ibrahim as, dari beberapa
riwayat, Nabi Daud dan Nabi Isa as juga pernah dihadapkan pada fenomena
penampakan Malaikat Maut itu. Kisah sakratulmaut itu belum seberapa bila
dibandingkan dengan sakratulmaut itu sendiri. Sakratulmaut
adalah sebuah ungkapan untuk menggambarkan rasa sakit yang menyerang inti jiwa
manusia dan menjalar ke seluruh bagian tubuh, sehingga tak satu pun bagian yang
terbebas dari rasa sakit itu. Malapetaka paling dahsyat di kehidupan paripurna
manusia ini memberi rasa sakit yang berbeda-beda pada setiap orang.
Untuk
menggambarkan rasa itu, pernah Rasulullah S.A.W berkata: “Kematian yang paling
mudah adalah serupa dengan sebatang duri yang menancap di selembar kain sutera.
Apakah duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian Kain sutera yang
terkoyak?”
Tapi di bagian lain Rasulullah -- seperti yang dikisahkan
oleh Al-Hasan pernah menyinggung soal kematian, cekikan, dan rasa pedih.
“Sakitnya sama dengan tiga ratus tusukan pedang,” sabda beliau.
Diriwayatkan,
ketika ruh Nabi Ibrahim as akan dicabut, Allah SWT bertanya kepada Ibrahim:
“Bagaimana engkau merasakan kematian wahai kawanku?”
Beliau menjawab, “Seperti sebuah pengait yang dimasukkan ke
dalam gumpalan bulu basah yang kemudian ditarik.”
“Yang seperti itulah, sudah Kami ringankan atas dirimu,”
firman-Nya.
Tentang sakratulmaut, Nabi S.A.W bersabda, “Manusia pasti
akan merasakan derita dan rasa sakit kematian, dan sesungguhnya sendi-sendinya
akan mengucapkan selamat tinggal satu sama lain seraya berkata 'Sejahteralah
atasmu; sekarang kita saling berpisah hingga datang hari kiamat kelak'.”
Ustadz Aam
Amirullah, da'i Radio OZ Bandung, menuturkan bahwa Rasulullah S.A.W sendiri
menjelang akhir hayatnya berucap “Ya Allah ringankanlah aku dari sakitnya sakratulmaut”
berulang hingga tiga kali. Padahal telah ada jaminan dari Allah SWT bahwa beliau
akan masuk surga. “Lalu, mari kita bandingkan tingkat keimanan dan keshalehan
beliau dengan kita, yang hanya manusia biasa ini,” lanjut Aam. Maka sekitar
200-an hadirin yang memadati Aula Kantor Pusat PT Pos Indonesia, Bandung , mendadak tercekam hening.
Untung banyolan
KH Abdullah Gymnastiar -- yang menyapa hadirin dengan sebutan 'Calon Jenazah'
-- segera memecah keheningan. Kematian, menurut Aa' Agim, mestinya tak perlu
menjadi sesuatu yang perlu ditakuti, tapi sebaliknya harus senantiasa
dirindukan. Jika sesuatu itu begitu dirindukan, logikanya menurut dia, berarti
ingin cepat-cepat pula ditemui.
“Barangsiapa membenci pertemuan dengan Allah, maka Allah
akan benci bertemu dengannya,” sabda Rasulullah S.A.W .
Maka, terhadap
manusia yang tak pernah tergugah dengan kematian manusia lain, Aa' Agim secara
guyon menyebutnya sebagai golongan “mandom” alias manusia domba. “Seperti domba
di Idul Kurban. Terus makan rumput sambil menatap kawan-kawannya disembelih,
padahal dia bakal dapat giliran juga,”tambah pimpinan Pesantren Daarut Tauhiid
ini.
Agim menganalogikan orang dalam golongan ini sebagai orang
bodoh, yang meski telah diberi modal hidup tapi terhambur dengan sia-sia.
“Semakin banyak kesia-siaan yang kita lakukan, maka semakin tinggi pula tingkat
kebodohan kita. Sebaliknya, orang yang paling cerdas adalah orang yang paling
sering mengingat ajal dan paling banyak mempersiapkan diri menghadapi maut,”
katanya.
Khusnulkhotimah,
menurut Agim, adalah suatu karunia Allah SWT yang khusus diberikan kepada
manusia. Kyai yang kocak ini bilang, tak ada ceritanya muda foya-foya, tua kaya
raya, mati masuk surga. Khusnulkhotimah itu seperti hadiah buat manusia, atas
upaya manusia yang sungguh-sungguh menjalankan tugas hidup di dunia ini.
“Seperti mahasiswa yang belajar mati-matian, lalu lulus dengan predikat summa
cum laude.”
Jadi jangan
pernah berpikir bagaimana supaya kita bisa mendapatkan khusnulkhotimah terlebih
dulu. “Kata-kata mati, harusnya mampu kita hadirkan dalam hati kita setiap
hari,” paparnya.
Sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa dengan banyak-banyak
mengingat maut menjadikan seseorang menjadi makhluk yang produktif, cermat, dan
selektif, adalah benar adanya, menurut Agim. “Ini karena setiap pekerjaan yang
dilakukannya dianggap sebagai pekerjaan terakhirnya. Karena maut itu bisa
datang kapan saja.” Sebaliknya, kalau Allah belum memberi izin, maut tak akan
datang. Agim memberi anekdot seperti orang yang bekeinginan bunuh diri di rel
kereta api. Sesaat kereta melintas, ternyata badannya masih utuh. Karena
ternyata ia berada di lintasan dengan tiga jalur rel.
Dengan selalu
meningat maut, intinya kematian menjadi semacam bahan baker agar manusia mampu
hidup produktif dan bermanfaat. Menurut Aam Amirullah, ada empat “selalu” agar
manusia memiliki manfaat hidup. Pertama, selalu bermunajat kepada Allah SWT;
kedua, selalu mengevaluasi dan mengintospeksi diri sendiri; ketiga, selalu
bertafakur, mengasah diri dan ilmu; dan keempat, selalu memenuhi hak hidup,
seperti makan, minum, tidur dengan teratur. “Jadi sebelum kita mendekati
sakratulmaut, Rasulullah sudah memberi solusi kepada manusia. Jika ajal telah
tiba, tak perlu kita takut menghadapinya,” tambah Aam.
Langganan:
Postingan (Atom)